By Abu Zein. Powered by Blogger.

20040327

Puisi Kehidupan (Part II)

Tak sempat kuberi judul by aroelzein



Terlalu naif, bila tak pernah berpijak pada airmata

Atau pada sekedar senda dan tawa

Namun, apakah kau sadar

detik yang tak pernah kau hargai terus melaju

Meninggalkan aroma yang bahkan tak pernah kita resapi

Meracuni… menyisihkan sebagian paradigma

Menipiskan kulit ari dan menghentikan sisa-sisa khayal



Aku adalah mimpimu malam tadi

Aku adalah susu dan roti sarapan pagimu

Itu semua bila kau mau mencoba untuk bijak

Aku adalah neraka

Aku adalah jelmaan iblis

Semuanya bisa nyata bila kau tak mengecap nuranimu



Terlalu suci, bila kau tak berani berkubang

Mendandani wajahmu dengan sedikit lumpur

Padahal ini adalah hidup

Padahal ini adalah langkah



Maka lemparkan saja gelisahmu diselokan-selokan

Biarkan hanyut menuju laut

Atau tepikan saja semangatmu di bakau-bakau

dan tersendat-sendat di pengecutmu



Bila aku tak memujamu, tak mencium kakimu

Apakah kau akan menyuguhkan racun

Dan bila aku melantunkan mantera-mantera

Sambil menjilati bokongmu

Kau akan mengucurkan madu dari telingamu

Aku percaya kau tak segila itu

Karena kau kuanggap masih manusia



Lihatlah, hari masih belum begitu senja

Masih ada kesempatan bila kau mau keramas

Dan merontokkan daki dengan lulur

Sama seperti aku yang mencoba berwudhu

Bukankah masih ada sisa waktu Ashar..??

Mengapa masih diam….??
Belumkah cukup doktrin pak kyai siang tadi

Sesaat setelah kau meraung-raung histeris

Hanya karena kuku kesayanganmu patah



Aku adalah cinta

Aku adalah airmata

Aku adalah luka

Aku adalah darah

Maka pahami dan nikmati aku seadanya……. Martapura250304

Read more...

About This Blog

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP